Karomah Syeikh Abdul Qodir Al Idrus :
Tokoh Salah satu kisah di zaman pertengahan,
dimana agama islam telah menjadi
panutan hampir seluruh umat didunia,
disalah satu daerah, Andulussi bagian
dari Negara Turkey, ada salah satu
ulama terkenal bernama, Abdul Qodir Addus Turkey atau yang terkenal
dengan sebutan, Syeikh Abdul Qodir Al
Idrus. Dalam sejarah kewalian, Beliau salah
satu wali yang semasa hidupnya telah
mendapat rohmat jaminan surga dari,
Alloh SWT, sehingga para Malaikat
banyak yang meniru akan tingkah laku
serta gayanya. Bagaimanakah semua ini bisa terjadi padanya ?Sejak usia lima tahun Abdul
Qodir kecil ini telah ditinggal oleh kedua orang
tuanya pulang ke rahmatulloh, beliau diasuh dari
satu keluarga tetangga ketetangga lainnya,
maklum zaman tersebut perekonomian
masyarakat Andulussi terbilang cukup memprihatinkan, mereka hanya merasa iba
dengan, Abdul Qodir kecil yang sudah tidak punya
keluarga sama sekali. Riwayat hidup beliau ini sungguh sangat
memprihatinkan untuk anak anak seusianya,
beliau jarang dikasih makan hingga satu minggu
atau sampai berbulan lamanya, konon
keterbatasan ekonomi itulah hingga membuat si
pengasuh, Abdul Qodir kecil, lebih condong pada anaknya sendiri dan Abdul Qodir kecil
dibiarkannya terlantar. Suatu hari disaat, Abdul Qodir kecil terserang sakit
panas, beliau acapkali menggigau dan menjerit-
jerit, dengan kerasnya dan pada waktu itu sang
tuan rumah sedang tidak ada ditempat, banyak
diantara masyarakat yang berlalu lalang
mendengar jeritan, Abdul Qodir kecil, namun mereka seolah tidak mengindahkanya. Hingga waktu yang bersamaan, seorang ulama
terkemuka, Syeikh Zakariya bin Zubair yang
sedang melintas tempat tersebut mendengar
jeritan, Abdul Qodir kecil dan beliau langsung
mendatanginya. “ Celakalah wahai kalian semua yang tidak pernah menyayangi anak ini,
sesungguhnya anak ini bagian dari surga Alloh,
yang sudah dinantikannya” suara ulama tadi begitu kerasnya hingga membuat orang yang
berlalu lalang datang berkerumun dimana, Abdul
Qodir kecil ditempatkan. Setelah masyarakat sekitar mengetahui siapa yang
barusan bicara tadi, semuanya langsung memberi
hormat dan tidak ada satupun dari mareka yang
berani bicara. Lalu dengan nada lantang, Syeikh
Zakariya bin Zubair berkata kembali dihadapan
semua orang yang hadir, “Sesungguhnya Alloh SWT, masih menyelamatkan nyawa anak kecil ini
dari kedzoliman orang orang berhati (bahil/ pelit)
dan dengan kedatanganku kemari, Alloh telah
memberi waktu pada kalian semua untuk
bertaubat, karena sesungguhnya dengan
melantarkannya, azab akan segera datang menenggelamkan kalian semua.” Kemudian dengan hati hati, Syeikh Zakariya bin
Zubair mengangkat, Abdul qodir addus Turkey lalu
sang anak yang sedang sakit panas ini dibawanya
kerumah untuk dirawat. Sepeninggalnya Abdul
Qodir, dari daerahnya, Andulussi, hampir semua
masyarakat disitu merasa terbebas dari beban tanggung jawab, mereka tidak lagi menggubris
ucapan dari, Syeikh Zakariya bin Zubair. Hingga pada bulan yang sama dari kepergian,
Abdul Qodir kecil, Alloh SWT, mengazab daerah
tersebut lewat jalan penyakit kulit ( kusta) selama
tujuh tahun lamanya sehingga lebih dari 70%
masyarakat disitu meninggal secara mengenaskan.
Dari perjalanan penyakit yang banyak merenggut nyawa manusia, hampir semua masyarakat
Andulussi mulai menapaki lembaran taubat,
mereka selalu melantunkan pujian, doa dan
membaca Al Quran serta beribadah siang dan
malam, hati mereka kian pasrah dengan kondisi
tubuh yang mulai hilang satu persatu karena terjangkit penyakit kusta yang sangat mematikan. Pada suatu hari, Qodi Al khurj, orang yang sangat
dipercaya oleh masyarakat setempat, bermimpi
bertemu dengan bekas gurunya, Syeikh Zakariya
bin Zubair, “ Tiada yang bisa meredam penyakit yang datangnya dari azab, Alloh SWT, ingatkah
tujuh tahun yang lalu, seorang bocah yang telah
tercipta sebagai yatim piatu yang dilantarkan tanpa
diberi makan dan minum? Sesungguhnya bermula
dari itulah azab ini mulai tercipta, mintalah izin
padanya, karena hanya dialah, Alloh SWT, akan menuruti”. Dengan keringat bercucuran, Qodi Al Khurj
tersentak bangun dan langsung berlari dari satu
rumah kerumah yang lain mengumpulkan seluruh
masyarakat yang masih tersisa. Setelah semua
berkumpul, beliau langsung menceritakan mimpi
yang barusan dialaminya. Dari situlah semua masyarakat mulai sadar diri dan semuanya mulai
mengingat akan kesalahannya pada tujuh tahun
yang lampau. Lewat kesepakatan bersama, seluruh masyarakat,
Andulussi akhirnya mendatangi rumah, Syeikh
Zakariya bin Zubair untuk meminta maaf kepada,
Abdul Qodir, sekaligus meminta doanya untuk
meredakan penyakit mematikan yang kini sedang
mewabah. Abdul Qodir, yang kini telah berusia dua belas tahun dan sudah terdidik akan ahlak dan
budi pekerti yang baik, beliau dengan rasa khusu ’ berdoa dihadapan semua masyarakat Andulussi,
diantara doa yang beliau lantunkan antara lain. “ Wahai sang pencipta alam, Andulussi adalah daerahku, dimana aku terlahir dan tercipta dari
sana, demi ayahanda dan ibuku yang telah
bersusah payah melahirkanku, demi masyarakat
yang pernah memberiku kehidupan dan demi
guruku yang telah mengajariku berbagai ilmu
tauhid, kini dengan ihlasku, bebaskan semua masyarakat Andulussi dari penyakit yang engkau
ciptakan”. Tiba tiba seberkas kilat saling bersahutan dilangit
sana yang kemudian disusul dengan hujan yang
sangat lebat, “ Wahai masyarakatku, basahilah seluruh tubuhmu dengan air hujan penuh rohmat
ini karena sesungguhnya hujan ini, tak lain adalah
obat yang kau butuhkan.” Terang Abdul Qodir. Benar saja setelah semua masyarakat mengguyur
tubuhnya dengan air hujan, semua penyakit yang
mereka derita hilang sudah, bahkan organ tubuh
yang sudah cacat akibat penyakit kusta, dengan
sareat air hujan tadi, semua organ tubuhnya
kembali utuh. Sejak kejadian itu, masyarakat meminta agar, Abdul Qodir, kembali lagi
kedaerahnya, yaitu, Andulussi, dan dengan restu
sang guru, akhirnya, Abdul Qodir diperbolehkan
menetap sampai akhir hayatnya disana. Kini, Abdul Qodir telah menjadi orang yang sangat
dihormati sekaligus seorang guru spiritual bagi
masyarakat Andulussi, mereka sangat
menghormati akan kearifan serta kebijakan
sifatnya dan diantara sifat beliau yang sangat
menonjol, beliau adalah seorang penyayang binatang. Tahun berganti tahun, nama, Abdul Qodir
Al Idrus, mulai jadi perbicangan bibir, lewat
kearifannya, hari demi hari, orang orang dari
berbagai penjuru daerah mulai berdatangan
menjadi muridnya. Bahkan seiring keharuman namanya, daerah
Andulussi akhirnya menjadi kota yang subur dan
sebagai basis perdagangan terbesar diseluruh kota
Turkey pada saat bitu. Dengan maraknya manusia
yang bermukim didaerah tersebut, sifat sifat
manusia mulai tidak bisa terkontrol, mereka sebagian ada yang taat dan sebaliknya banyak
pula yang memanfaatkan situasi seperti ini untuk
dijadikan obyek kemaksiatan, seperti,
dibangunnya sebuah tempat perjudian dan tempat
yang menjual segala minuman yang diharamkan
oleh agama. Seiring hati dan pikiran manusia yang mulai
dirasuki akan segala aktifitas kemaksiatan, kini
sesama teman mulai saling membunuh.
Pemerkosaan mulai marak terjadi dan ujung
ujungnya siapa yang terkuat, itulah yang akan
menang. Melihat keadaan yang sungguh sangat
memprihatinkan ini, Abdul Qodir Al Idrus akhirnya
pindah kesalah satu tempat yang dianggapnya
sepi dan jauh dari kerumunan masyarakat luas,
beliau kini hidup bersama dengan para bin atang
yang menjaganya setiap waktu. Dari kisah hidupnya, Abdul Qodir Al Idrus akhirnya menjadi
seorang waliyulloh kamil yang menjabat sebagai
seorang, Quthbul muthlak (raja wali sedunia)
karena bermula dari seekor anjing yang
dirawatnya. Konon suatu hari beliau menjumpai seekor anjing
yang sedang luka parah. Anjing ini mengidap
suatu penyakit koreng yang rupanya sudah lama
bertengger ditubuhnya. Dengan kondisi yang
sangat memprihatinkan, Abdul Qodir Al Idrus,
langsung membawa anjing tersebut untuk diobati. Mungkin karena sudah begitu lama anjing tadi
punya penyakit hingga sudah satu bulan lebih
penyakit yang diderita sianjing tak juga kunjung
sembuh. Baru dibulan kelima dari pengobatan
yang diberikan oleh, Abdul Qodir Al Idrus, anjing
tadi mulai menampakkan kesembuhannya. Dari kesabaran dan kasih sayang inilah, Alloh SWT,
akhirnya memberikan suatu derajat luhur padanya,
yaitu, derajat seorang waliyulloh. Disamping ini
beliau juga seorang ahli takwa yang setiap harinya
tidak lepas dari 40 hataman Al Qur ’an yang selalu dibacanya secara istikomah . Dengan segala kelebihan dan derajat yang
dimilikinya, Abdul Qodir Al Idrus akhirnya menjadi
pusat perhatian bangsa malaikat yang berada
dialamul malakut. Segala aktifitas dan peranannya
selalu diikuti oleh semua malaikat, bahkan dalam
pemakaian baju maupaun celana, bangsa malaikat pernah ditegur oleh, Alloh SWT. Konon pada suatu waktu, disaat, Abdul Qodir Al
Idrus habis bekerja menggarap sawahnya yang
sebentar lagi akan memasuki masa panen, beliau
lupa, bahwa baju dan celana yang dipakainya
adalah baju yang biasa digunakan untuk sholat.
Karena beliau tidak punya baju lagi, terpaksa beliau ini memakai baju yang biasa untuk bekerja,
yaitu, kaos butut dan celana tambalan yang sangat
lapuk. Dari perbuatanya ini, bangsa malaikat akhirnya
meniru dengan mengikuti apa yang sedang
dipakai oleh, Abdul Qodir Al Idrus, yaitu semua
malaikat pada hari itu semuanya memakai, kaos
dan celana tambalan, persis seperti apa yang
dipakai oleh, Abdul Qodir Al Idrus. Sehingga Alloh SWT, menegurnya. Kembali ke anjing tadi, sejak sembuhnya dari
penyakit yang dideritanya, anjing tadi akhirnya
ikut serta menumpang hidup dirumah, Abdul Qodir
Al Idrus, mungkin karena sudah ditolong
nyawanya, anjing ini menjadi sangat baik dan
selalu menjaga tuannya dengan setia. Namun disuatu hari, Abdul Qodir Al Idrus, yang
usianya sudah mulai tua, beliau jadi sering sakit
sakitan dan karena kondisi yang kurang
memungkinkan, beliau akhirnya tidak bisa
mengurus anjingnya dengan baik. Mungkin karena kurang terawat, anjing ini lambat
laun kondisinya mulai memburuk dan akhirnya
terjangkit kembali penyakit lamanya, yaitu
tubuhnya penuh akan koreng. Dari sini anjing ini
mulai menyendiri dengan meninggalkan tuanya
yang sama sama sedang sakit. Diwaktu yang bersamaan dimana orang orang
Andulussi sudah melenceng jauh dari akidah dan
agama, pada waktu itu seorang pembunuh sedang
dikejar kejar massa karena barusan membunuh
temannya sendiri, beliau ini tercatat sebagai orang
yang meresahkan masyarakat karena sudah membunuh lebih dari lima puluh orang banyaknya.
Sambil terus berlari sang pembunuh ini mulai
mencari tempat persembunyian agar dirinya
selamat dari amukan massa yang bsedang
mengejarnya. Dengan menyelinap diantara pepohonan yang
cukup lebat, sang pembunuh akhirnya selamat dari
pengejaran, namun untuk kembali lagi kedaerah,
Andulussi, sepertinya sang pembunuh ini tidak
mungkin. Dari sini dia terus mencari akal untuk bisa
selamat sampai perbatasan ibukota dan rencananya akan pergi keYarussalem, namun
sebelum dia melaksanakan niatnya, salah satu dari
yang mengejarnya tadi sempat melihatnya
sehingga beliau dikejar kembali dan masuk
kedalam hutan. Entah sudah berapa jauh sang pembunuh ini
memasuki kawasan hutan, beliau baru berhenti
berlari tatkala dihadapanya terhadang jurang yang
sangat dalam, disitu beliau mulai beristirahat,
namun ternyata dia bukan sendirian ditempat itu
melainkan sudah ada yang lebih mendhuluinya, yaitu, seekor anjing yang sedang sakit keras. Dengan sorot mata yang tajam, pembunuh ini terus
menatap anjing yang sedang terkulai lemah karena
sakit yang dideritanya, beliau lalu mendekati
sianjing dan mengangkatnya sambil berkata lirih,
“wahai anjing yang malang, antara kau dan aku sama sama menderita, kini kau menjadi temanku
dan aku berjanji akan mengobati lukamu hingga
kau merasa baikan” Sejak saat itu anjing tadi selalu dalam
perawatannya, dan seminggu kemudian si anjing
mulai sembuh dari penyakitnya. Dengan riang, si
anjing mulai menunjukkan kesembuhanya dengan
berlari kecil mengitari lebatnya hutan dan sang
pembunuh sendiri merasa senang dengan anjingnya yang sudah sembuh, beliau terus
mengikuti kemana anjing ini berlari kecil. Terlihat keceriaan diwajah kedua mahluk berbeda
sifat yang terus berlari kecil sehingga tanpa
disadarinya, keduanya telah keluar dari hutan
rimba dan menuju dimana kota, Andulussi sudah
sangat dekat. Baru sang pembunuh ini terhenyak kaget disaat
salah satu masyarakat memberitahukan
identitasnya, “ pembunuh, pembunuh, pembunuh!!! Dan tanpa bisa mengelak, sang
pembunuh ini akhirnya dikeroyok massa yang
masih menyimpan rasa dendam padanya. Disaat
amukan massa mulai tidak bisa terkontrol, Abdul
Qodir Al Idrus, datang melerainya dan semua
masyarakat yang tahu siapa dirinya langsung mundur dan berdiri dibelakang, Abdul Qodir Al
Idrus. Abdul Qodir Al Idrus, langsung menghampiri sosok
sang pembunuh dan ternyata sang pembunuh ini
sudah tidak bernyawa lagi. Salah satu dari
masyarakat lalu maju dan memberi tahu, bahwa
yang dibunuh itu adalah pembunuh yang
meresahkan masyarakat, jadi sepantasnya beliau mati, terang orang tadi. Dengan wajah tenang, Abdul Qodir Al Idrus, lalu
berdiri dan berkata, “wahai ketahuilah kalian semua, sesungguhnya yang kau bunuh ini adalah
ahli surga, beliau mati dalam husnul khotimah
karena amalnya yang telah merawat dan
menyembuhkan anjingku dari penyakit yang
dideritanya, sebagai pembuktian, kuburlah dia
baik baik, niscaya kalian semua akan melihatnya ”. Antara takut dan penasaran, masyarakt akhirnya
menguburkan jasad sang pembunuh ini
selayaknya orang beriman pada umumnya dan
saat penguburan telah usai, tiba tiba dari atas langit
bermunculan ratusan bidadari yang menyerukan
solawat nabi dengan merdunya sebagai pengiring dari orang orang yang diterima amal kebaikannya.