Rabu, 29 Juni 2011

Kisah Karomah ulama Jawa

1. Mbah Cholil Bangkalan, Madura.


Suatu ketika Habib Salim bin Jindan berselisih pendapat dengan seorang Ulama. Manakah pendapat yang paling shahih dalam membaca ayat "Maliki yaumiddin",
"maliki" -nya dibaca "maaliki (dengan memakai alif setelah mim), ataukah "maliki" (tanpa alif).

Karena tidak ada titik temu, akhirnya mereka sepakat untuk sama-sama datang ke Kiai Keramat, Waliyullah, Mbah Cholil Bangkalan.

Ketika itu mahaguru para Kiai Pulau Jawa itu sedang duduk di dalam mushalla. Saat rombongan Habib Salim bin Jindan sudah dekat ke nushalla, sontak saja Mbah Cholil berteriak: "Maaliki yaumiddin, yaa Habib ! Maaliki yaumiddin, yaa Habib ! " menyambut kedatangan Habib Jindan.

Tentu saja dengan ucapan selamat datang yang "aneh" itu, teratasilah persoalan tersebut.



2. Kiai Hasan, Kraksan, Probolinggo


Di Kraksan, Probolinggo, ada wali Allah yang termasyhur, Kiai Hasan. Bila akan kedatangan ahlul bayt, anak cucu keturunan Rasulullah saw, ia selalu berlari menjemputnya sambil berkata, "Ada raihatul musthafa (ada bau harum badan Rasulullah saw)." Padahal keturunan Nabi itu entah baru sampai di mana.

Diantara karamahnya, suatu ketika, saat ada seorang haji menyewa mobil dan berkunjung ke rumahnya. Kebetulan yang jadi sopirnya adalah ahlul bayt (Habib), namun sang haji tidak tahu bahwa ia adalah keturunan Rasulullah.

Kiai Hasan bilang kepada anak-anaknya, "Tolong rapikan kamar tidur. Kita akan kedatangan Habib."

"Habibnya siapa?" Tanya salah seorang putra Kiai Hasan.
"Nanti akan saya tunjukkan kalau sudah datang," jawabnya.

Setelah haji itu tiba, Kiai Hasan bertanya kepadanya, "Ji, sopirmu di mana??"
"Sopir saya tidur, Kiai," jawab sang haji.
"Di mana?" tanya Kiai lagi.
"Di mobil, Kiai."

Kiai Hasan pun langsung bergegas menemui sopir itu dan langsung berkata: "Bib, bangun, Bib."

Sopir itu pun kaget luar biasa, karena seumur-umur tidak ada yang memanggilnya dengan panggilan "Habib".

Akhirnya, begitu ditelusuri, sopir itu ternyata benar keturunan Rasulullah saw dari Kabilah Al Jufri.

Pada saat ditanya dari mana tahu bahwa sopir itu Habib, Kiai Hasan menjawab. "Dari bau keringatnya, bau keringat Kanjeng Nabi saw."  

Itulah salah satu kisah dari para ulama jawa,namun masih banyak kisah karomah lagi dari para ulama jawa selain ini.Maha suci Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar