Senin, 13 Juni 2011

Penyamaran Pak Harto

Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno punya cerita sendiri tentang Soeharto, Presiden RI
kedua. Kisah menarik ini terjadi bukan saat ia
mendampingi Soeharto sebagai wapres, tapi justru
saat masih menjadi ajudan di tahun 1970-an. Kala
itu, Soeharto sering melakukan incognito atau
menyamar diam-diam ke kampung-kampung. Try ingat betul saat itu bulan Maret. Ia diminta
mendampingi Soeharto 'safari' dari kampung ke
kampung di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur dan Bali. Tidak banyak yang tahu soal
perjalanan ini, termasuk pejabat-pejabat di wilayah
yang mereka hampiri. "Pesannya satu, tidak boleh ada yang tahu Pak Harto melakukan incognito,"
ujar Try dalam sambutannya pada peluncuran buku
'Pak Harto, The Untold Stories' di TMII, Jakarta, Rabu
8 Juni 2011. Kalau sedang melakukan penyamaran, Pak Harto
biasanya hanya diiringi tiga mobil yang berisi
dokter kepresidenan, pengawal, Pak Harto dan Try
Soetrisno sendiri. "Tidak ada protokoler, seadanya
saja," katanya. Untuk urusan logistik, selain membawa beras
khusus dari Jakarta, Pak Harto juga selalu bawa
bekal khusus dari Ibu Tien Soeharto. "Bekalnya
sambal teri dan kering tempe. Kalau sedang
menyamar, kami betul-betul prihatin. Tapi Pak Harto
sangat menikmati perjalanan itu," kata dia. Try menuturkan alasan Pak Harto senang
melakukan incognito yang biasanya dilakukan di
daerah-daerah terpencil. "Sebagai kepala negara
Pak Harto merasa harus turun langsung, melihat
sendiri bagaimana program-program pemerintah
dilaksanakan, dan apa sudah langsung dirasakan masyarakat. Karenanya kami tidak pernah makan di
restoran, tidur pun di rumah kepala desa atau
penduduk," tuturnya. Di lokasi yang dituju biasanya Pak Harto juga
berbaur dengan masyarakat sekitar, membantu
petani turun ke sawah, mengetam padi dan
memberi pupuk. Tidak jarang Pak Harto memberi
pengetahuan tentang katarak. Setelah itu dia
biasanya menginstruksikan ajudan untuk berkoordinasi dengn Yayasan Darmais untuk
melakukan operasi gratis. "Pak Harto juga sering berbincang-bincang dengan
ibu rumah tangga, nanya soal sandang pangan,
memastikan cukup atau nggak, harga murah atau
nggak. Kalau kepada petani tanya panennya
bagaimana. Ke pedagang tanya pasokan barang
bagaimana," kata Try. Dalam buku Pak Harto, The Untold Stories
perjalanan Soeharto saat menyamar juga
ditampilkan lewat foto. Tampak Pak Harto sedang
mengaso. Berbaju batik, dia duduk di sebuah
gundukan dan menyender di pagar kayu. Dalam peluncuran buku yang berisi penuturan 113
orang kawan dan sahabat itu hadir juga Jusuf Kalla,
Ketua MPR Taufiq Kiemas, Akbar Tandjung, Siti
Hardiyanti Rukmana, Bambang Trihatmojo,
Sutiyoso, Try Sutrisno, Fahmi Idris, Cosmas Batubara,
JB Sumarlin, Meutia Farida Hatta, Abdul Latif, serta beberapa tokoh nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar