Kamis, 04 Juli 2013

Gaya Baru Orang Kaya China, Minum Susu ASI Wanita Desa


VIVAnews - Sebuah tren baru demi meningkatkan kesehatan merebak di kalangan orang kaya China. Mereka rela menghabiskan belasan juta rupiah untuk bisa mengkonsumsi air susu ibu (ASI).

Laman Shanghai Daily, Rabu 3 Juli 2013 melansir dengan mengkonsumsi ASI, para orang kaya meyakini kesehatan anak mereka akan tetap terjaga. Namun ASI ini tidak hanya dikonsumsi oleh bayi saja, orang dewasa pun banyak yang ikut menikmatinya. Bahkan dari payudara langsung seperti seorang bayi.

Di China sudah ada beberapa perusahaan yang menyediakan layanan ASI bagi para orang dewasa dan berasal dari kalangan menengah ke atas. Salah satunya adalah Xinxinyu Household Service Company milik Lin Jun yang beroperasi di Provinsi Guangdong.

Lin mengatakan layanan penyedia jasa ASI mulai populer di China, khususnya setelah skandal susu formula bayi terungkap. Selain itu ASI kini dipercaya menjadi salah satu nutrisi tambahan bagi orang dewasa yang dapat meningkatkan kesehatan. "ASI adalah nutrisi terbaik khususnya bagi mereka yang baru saja menjalani operasi besar," ujar Lin.

Untuk dapat memperoleh layanan mewah dari para suster penyedia ASI, para pelanggannya dipatok dengan harga 8000 Yuan atau Rp13 juta per bulan. Harga itu bisa semakin mahal, apabila suster yang disediakan berusia muda dan cantik.

Para suster ini nantinya akan berkunjung ke rumah pelanggan untuk memberikan ASI secara langsung. "Namun apabila mereka malu, kami dapat menjual ASI yang sudah dipompa dan disimpan di dalam sebuah botol," kata Lin.

Salah satu pelanggan yang menggunakan jasa tersebut adalah seorang sales excutive di kota Shenzen dengan nama tengah Wang. Wang mencoba jasa ini setelah diinformasikan oleh temannya yang bermukim di Hong Kong.

Dia memilih mengkonsumsi ASI setelah merasakan keletihan yang berat akibat pekerjaan di kantor. Setelah mendapat restu dari sang istri, jadilah Wang membayar jasa suster ASI senilai 15 ribu Yuan atau Rp24,3 juta.

Wang biasa mengkonsumsi ASI sebanyak tiga sampai lima kali. Namun dia mengaku tidak pernah minum langsung dari payudara suster ASI.

Kendati dipercaya dapat meningkatkan kesehatan, Wang tidak merasakan perubahan yang signifikan kecuali dia mengurangi kesibukannya di kantor dan berolah raga. Sementara Lin mengatakan proses perekrutan menjadi seorang suster ASI tidak mudah.

Dia harus memastikan ASI yang disediakan oleh si suster sehat. Kebanyakan dari para suster yang dia rekrut berasal dari desa dan keluarga miskin yang membutuhkan biaya untuk membesarkan anaknya.

Lin akan mewawancarai calon suster dan memastikan bahwa mereka sehat secara fisik. Hal serupa juga dilakukan oleh banyak kandidat pelanggan yang akan menggunakan jasa suster ASI.

Menurut Lin, sebelum memilih suster, pelanggan akan menilai dua hal yaitu status kesehatannya dan karakter mereka. Setelah terpilih, para suster ini akan menandatangani kontrak dengan periode enam hingga delapan bulan.

Namun di dalam kontrak, status pekerjaan mereka tertulis sebagai pengasuh bayi, pembersih ruangan atau koki. Bagi para suster, kontrak kerja yang ditawarkan sangat menggiurkan karena dalam waktu delapan bulan, mereka bisa membawa pulang 120 ribu Yuan atau Rp194 juta.

Namun industri baru yang tidak biasa ini menimbulkan kekhawatiran bahwa layanan tersebut dapat dijadikan modus baru prostitusi. Walaupun menurut juru bicara biro keamanan publik Shenzen, akan sulit membuktikan dan menginvestigasi dugaan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar