Rabu, 28 Agustus 2013

Ekonomi Indonesia Target nilai tukar dan pertumbuhan ekonomi 2014 juga direvisi

Pemerintah tak hanya merevisi perkiraan rata-rata nilai tukar dalam asumsi makro APBN Perubahan 2013. RAPBN 2014, yang baru diumumkan presiden, kembali direvisi oleh Kementerian Keuangan dalam pertemuan dengan Badan Anggaran DPR.
Pertumbuhan ekonomi tahun depan, yang sebelumnya dalam pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disebut pada kisaran 6,4 persen, direvisi ke bawah menjadi 5,8-6,1 persen.
Menteri Keuangan Chatib Basri menuturkan, revisi itu sudah mempertimbangkan potensi inflasi tahun depan. Dia menampik anggapan bahwa revisi ini terlalu reaksioner merespon kondisi makro ekonomi dunia.
Chatib beralibi, sangat wajar asumsi pertumbuhan di RAPBN direvisi, karena yang diumumkan Presiden hanyalah perkiraan awal.
"Outlook 5,9-6,1 persen sudah mempertimbangkan inflasi. Sebetulnya pada waktu membahas di DPR Mei lalu, ketika kita bicara pengumuman APBN, outlook sudah ada kemungkinan di 5,9 persen karena beberapa pressure, jadi saya rasa bukan pertama kali kita menyampaikan outlook tersebut," ujarnya selepas rapat dengan Badan Anggaran, DPR, di Jakarta, Rabu (28/8).
Persoalan utama tahun depan, dari hitungan Kemenkeu, adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Optimisme bahwa aliran modal akan tetap tinggi pada tahun pemilu mendatang, paling tidak di atas 6 persen, kini tak lagi dimiliki pemerintah.
"Revisi pertumbuhan terutama karena PMTB yang melambat. PMTB ada pada kisaran di bawah 6 persen," kata Chatib.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo , turut mengumumkan outlook pertumbuhan ekonomi 2014. Bank sentral memperkirakan pertumbuhan sekitar 6-6,4 persen, turun dari sebelumnya 6,4-6,8 persen.
Rata-rata nilai tukar tahun depan, dari pengamatan BI berada di kisaran Rp 10.500-10.700 per dolar Amerika.
"Konsumsi rumah tangga (pada 2014) akan meningkat. Tapi outlook pertumbuhan yang baru dipengaruhi ekonomi domestik dan gejolak ekonomi global dewasa ini," ungkap Agus.
Ditemui terpisah, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Armida Alisjahbana menuturkan, tidak masalah jika asumsi makro RAPBN 2014 sudah direvisi sejak awal. Dia menyebut, penyusunan anggaran memang harus menyesuaikan dinamika ekonomi yang sesungguhnya.
"Presiden pidato RAPBN 2014 kan hasil pembicaraan awal dengan DPR. Tapi itu kan pendahuluan, lihat dong itu bulan Mei. Kita tidak statis angka kemarin dibawa terus, kalau memang ada perkembangan baru," cetusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar