Pemerintah tak hanya merevisi perkiraan rata-rata nilai tukar dalam
asumsi makro APBN Perubahan 2013. RAPBN 2014, yang baru diumumkan
presiden, kembali direvisi oleh Kementerian Keuangan dalam pertemuan
dengan Badan Anggaran DPR.
Pertumbuhan ekonomi tahun depan, yang sebelumnya dalam pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disebut pada kisaran 6,4 persen, direvisi ke bawah menjadi 5,8-6,1 persen.
Menteri Keuangan Chatib Basri
menuturkan, revisi itu sudah mempertimbangkan potensi inflasi tahun
depan. Dia menampik anggapan bahwa revisi ini terlalu reaksioner
merespon kondisi makro ekonomi dunia.
Chatib beralibi, sangat wajar asumsi pertumbuhan di RAPBN direvisi, karena yang diumumkan Presiden hanyalah perkiraan awal.
"Outlook 5,9-6,1 persen sudah mempertimbangkan inflasi. Sebetulnya
pada waktu membahas di DPR Mei lalu, ketika kita bicara pengumuman APBN,
outlook sudah ada kemungkinan di 5,9 persen karena beberapa pressure,
jadi saya rasa bukan pertama kali kita menyampaikan outlook tersebut,"
ujarnya selepas rapat dengan Badan Anggaran, DPR, di Jakarta, Rabu
(28/8).
Persoalan utama tahun depan, dari hitungan Kemenkeu, adalah
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Optimisme bahwa aliran modal akan
tetap tinggi pada tahun pemilu mendatang, paling tidak di atas 6 persen,
kini tak lagi dimiliki pemerintah.
"Revisi pertumbuhan terutama karena PMTB yang melambat. PMTB ada pada kisaran di bawah 6 persen," kata Chatib.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo
, turut mengumumkan outlook pertumbuhan ekonomi 2014. Bank sentral
memperkirakan pertumbuhan sekitar 6-6,4 persen, turun dari sebelumnya
6,4-6,8 persen.
Rata-rata nilai tukar tahun depan, dari pengamatan BI berada di kisaran Rp 10.500-10.700 per dolar Amerika.
"Konsumsi rumah tangga (pada 2014) akan meningkat. Tapi outlook
pertumbuhan yang baru dipengaruhi ekonomi domestik dan gejolak ekonomi
global dewasa ini," ungkap Agus.
Ditemui terpisah, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Armida Alisjahbana
menuturkan, tidak masalah jika asumsi makro RAPBN 2014 sudah direvisi
sejak awal. Dia menyebut, penyusunan anggaran memang harus menyesuaikan
dinamika ekonomi yang sesungguhnya.
"Presiden pidato RAPBN 2014 kan hasil pembicaraan awal dengan DPR.
Tapi itu kan pendahuluan, lihat dong itu bulan Mei. Kita tidak statis
angka kemarin dibawa terus, kalau memang ada perkembangan baru,"
cetusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar